NILA SUBANG RASA DAGINGNYA JUARA
IKAN NILA AIR DERAS SUBANG
Tak banyak yang tahu jika subang memiliki potensi perikanan budidaya air tawar. Subang memang lebih dikenal sebagi sentranya budidayanya tambak yang tersebar di sepanjang pantai utara Jawa. Produksi ikan air tawar subang juga masih kecil sumbangsihnya jika dibandingkan dengan komoditas air payaunya terutama bandeng dan udang. Padahal potensi budidaya air tawar subang cukup besar terutama untuk komoditas ikan mas dan ikan nila.Potensi budidaya air tawar subang berdasarkan data pemerintah provinsi kabupaten Subang terdiri dari kolam air tenang seluas 546 ha terdapat di seluruh kecamatan diantaranya Kecamatan Pagaden, Legonkulon, Subang, Kalijati, Purwadadi, Pabuaran. Sedangkan pembenihan ± 6.855.115 m2, dan kolam air deras serta mina padi seluas 4.997 ha diantaranya terdapat di Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang potensi budidaya air tawar berupa kolam tersebar di 5 (lima) kecamatan yakni Kecamatan Cibogo, Dawuan, Pagaden, Legonkulon, Subang, Kalijati, Purwadadi, Pabuaran, Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang dan Cijambe. Potensi kolam air tenang terdapat di 8 (delapan) kecamatan pertama sementara kolam air deras terletak di kecamatan Cijambe, Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak dan Tanjungsiang yang memiliki banyak mata air dan saluran irigasi.
Kolam Air Deras andalan Budidaya Air Tawar Subang
Kolam air deras merupakan salah satu andalan Dinas Kelautan dan Perikanan Subang dalam menggenjot produksi budidaya air tawarnya disamping pula terdapat kolam air tenang. Kolam air deras subang yang tersebar di beberapa daerah di subang umumnya memelihara ikan mas dan ikan nila. Ikan nilannya pun umumnya adalah nila merah bukan nila hitam. Pemilihan ikan nila merah dibandingkan dengan nila hitam bukan tanpa alasan. Menurut pembudidaya di Cijambe nila merah lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan dengan nila hitam. Selain itu nila merah harganya lebih mahal dibandingkan dengan nila hitam. Mahalnya nila merah dibandingkan dengan nila hitam tidak lepas karena system pemasaran nila merah yang langsung dijual ke restoran-restoran ataupun rumah makan sehingga harga nila merah lebih mahal. Sementara ikan nila hitam pemasarannya langsung ke konsumen ataupun ke para tengkulak-tengkulak ikan.
Proses pemeliharaan ikan mas dan nila di media kolam air deras berbeda dengan ikan di kolam air tenang. Tingkat kepadatannya pun berbeda dibandingkan dengan kolam biasa. Kolam air deras umumnya memiliki tingkat kepadatan lebih tinggi di bandingkan dengan kolam air tenang.
Ada beberapa pemeliharaan ikan mas dan nila kolam air deras, yaitu pemberian makan dengan menggunakan pakan, dengan jadwal pemberian makannya pada waktu pagi ,siang, dan sore. Pemberian makan pun harus melihat ke keadaan cuaca. Jika cuaca mendung tidak disarankan untuk memberi makan ikan mas, karena bisa saja kolam air deras itu keruh yang akan menyebabkan pengaruh terhadap ikan mas tersebut. Jika perut ikan mas kenyang dan airnya keruh, maka ikan mas tersebut cepat mabok.
Proses pemeliharan ikan mas dan nila yang menggunakan metode kolam air deras terutama di kecamatan Cijambe cukup kreatif. Ikan mas yang dikenal sebagai ikan yang sangat sensitive terhadap perubahan dan sering terkena penyakit herpes, dapat minimalisasi tingkat kematiannya oleh salah satu pembudidaya ikan kolam air deras di Cijambe dengan menggunakan metode polikutur seperti yang diterapkan di budidaya tambak.
Polikultur yang diterapkan oleh pembudidaya kolam air deras cukup berhasil menekan tingkat kematian yang diakibatkan munculnya penyakit herpes. Pak Udin, nama pembudidaya tersebut, mengkombinasikan pemeliharaan ikan mas dan nila dalam satu petak. Dalam beberapa kali uji coba yang dilakukannya maka didapatkan komposisi benih yang ditebar adalah 10 kg mas dan 100 kg ikan nila merah. Hasilnya menurut pak Udin mampu meningkat Survival Rate mencapai 90 persen. pemeliharaan dengan system polikultur ini juga dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang sering dihadapi juga yaitu masalah lingkungan misalnya cuaca dan air. Jika cuaca mendung atau hujan maka secara otomatis air akan keruh. Dengan air yang keruh itu kebanyakan ikan akan mengalami mabok, tanpa ada pemeliharaan yang baik air yang keruh itu juga dapat menyebabkan ikan menjadi mati. Dengan system polikultur yang tersebut di atas mampu mengurangi kendala pemeliharaan akibat cuaca dan keruhnya air.
Biasanya masalah yang sering di hadapi oleh para pengelola kolam air deras adalah pakan atau makanan ikan yang relatif mahal. Dalam sehari pakan atau makanan ini bisa diberikam sampai 3 kali maka dari itu mahalnya pakan ikan dapat mempengaruhi juga harga ikan mas. Namun menurut pak Udin, hal tersebut tidak berlaku pada komoditas ikan nila merah. Menurutnya harga ikan nila merah akan naik seiring dengan naiknya harga pakan ikan sehingga budidaya ikan nila merah sangat menguntungkan tanpa dipengaruhi oleh naiknya harga pakan. Harga pakan naik, ikan nila merahpun secara otomatis juga naik.
Menurut pembudidaya di kabupaten subang harga ikan di Subang lebih mahal dibandingkan dengan daerah lainnya terutama jika dibandingkan dengan harga ikan dari waduk cirata. Tingginya harga ikan di Subang karena belum tercemar perairan yang ada di Subang dan masih terjaga kemurniannya. Sementara waduk cirata seperti diketahui keadaanya sudah tercemar sehingga rasa ikannya pun berbeda dengan ikan yang berasal dari Subang.
Pemasaran hasil panen pembudidaya kolam air deras terutama ke Bekasi dan Bandung. Bagi pembudidaya di Subang pemasaran hasil budidaya tidaklah menjadi kendala bahkan menurut para pembudidaya pasokan ikan mas dan nila masih sangat kurang.
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya
Komentar
Posting Komentar